Di tengah keterbatasan akses di Larantuka, Flores, Mansetus Kalimantan Balawala muncul sebagai sosok inspiratif yang menggerakkan program manajemen transportasi untuk mendukung kesehatan masyarakat desa.
Program yang ia rintis berfokus pada penyediaan sarana transportasi yang berkelanjutan bagi warga di daerah terpencil, yang selama ini kesulitan mendapatkan akses medis tepat waktu.
Keberhasilan Mansetus dalam menciptakan perubahan mendasar bagi kesejahteraan masyarakat setempat mendapat apresiasi tinggi, menjadikannya salah satu penerima SATU Indonesia Awards dari PT Astra International pada tahun 2010.
BACA JUGA: Peluh dan Kesah Mariana Yunita Perjuangkan Hak Seksual Anak di Pojok Timur Indonesia
Mansetus Kalimantan Balawala tumbuh di Flores, di mana infrastruktur masih menjadi salah satu kendala terbesar bagi masyarakat.
Desa-desa yang tersebar di pegunungan dan lembah membuat akses menuju fasilitas kesehatan sangat sulit.
Warga yang memerlukan perawatan medis sering kali harus menempuh perjalanan jauh melalui jalanan yang sulit, terutama bagi para lansia, ibu hamil, atau pasien darurat yang membutuhkan penanganan segera.
Mansetus menyaksikan betapa banyaknya nyawa yang hilang karena keterlambatan mendapatkan pertolongan medis.
Berangkat dari kondisi ini, Mansetus memiliki visi untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat dengan mengembangkan solusi transportasi yang mampu mengatasi kendala geografis.
Ia yakin bahwa transportasi yang memadai tidak hanya akan menyelamatkan nyawa, tetapi juga menciptakan kesempatan yang lebih luas bagi warga untuk mengakses pelayanan kesehatan.
“Saya ingin memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk bisa sampai di tempat perawatan tanpa harus mempertaruhkan nyawa di jalan,” kata Mansetus seperti dikutip dalam sebuah wawancara.
Program Manajemen Sarana Transportasi untuk Kesehatan
Dengan latar belakang kepedulian yang besar, Mansetus mulai merancang Program Manajemen Sarana Transportasi yang fokus pada kesehatan.
Program ini menyediakan kendaraan khusus untuk mengantar warga yang membutuhkan perawatan medis dari desa-desa terpencil menuju fasilitas kesehatan.
Di awal program, ia menggunakan kendaraan seadanya, seperti motor dan mobil pikap, yang ia modifikasi agar bisa digunakan untuk membawa pasien dengan lebih aman dan nyaman.
Program ini juga melibatkan pelatihan kepada warga lokal agar mereka dapat mengoperasikan dan merawat kendaraan-kendaraan tersebut.
Selain itu, Mansetus dan timnya mengadakan pelatihan dasar pertolongan pertama bagi sukarelawan di desa-desa yang terlibat. Ini dilakukan agar di situasi darurat, warga memiliki pemahaman dasar dalam menolong pasien sebelum mencapai fasilitas kesehatan.
Melalui pendekatan ini, Mansetus menciptakan sistem transportasi yang tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek tetapi juga berkelanjutan.
Dengan melibatkan warga setempat, program ini mampu berjalan secara mandiri bahkan di tengah keterbatasan dana.
“Kami tidak bisa hanya mengandalkan bantuan eksternal; masyarakat perlu dilibatkan agar bisa mengelola transportasi ini secara mandiri,” ujar Mansetus.
Hadapi Tantangan dengan Solusi Kreatif
Membangun sistem transportasi di wilayah dengan keterbatasan infrastruktur tentu bukan hal yang mudah. Mansetus menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan dana hingga minimnya akses suku cadang untuk perbaikan kendaraan.
BACA JUGA: IWO Lampung bakal Gelar Pengukuhan dan Workshop Jurnalistik di Hotel Grand Mercure
Namun, ia tidak menyerah. Dengan dukungan masyarakat, Mansetus mencari solusi kreatif, seperti melakukan perbaikan sederhana dengan alat-alat yang ada dan menggunakan suku cadang yang mudah didapat.
Selain itu, medan berat di Flores yang dipenuhi perbukitan dan jalan-jalan yang tidak rata menjadi tantangan tersendiri.
Untuk mengatasi hal ini, Mansetus dan timnya berinisiatif mengadakan patroli jalan untuk memantau kondisi medan sebelum membawa pasien.
Dengan langkah ini, mereka bisa memastikan keamanan dan kesiapan kendaraan sebelum menempuh perjalanan ke fasilitas kesehatan terdekat.
Apresiasi dari SATU Indonesia Awards 2010
Pada tahun 2010, dedikasi dan dampak nyata yang dihasilkan oleh program Mansetus mendapatkan pengakuan besar dari PT Astra International.
Melalui SATU Indonesia Awards, Astra mengapresiasi inisiatif Mansetus yang dinilai sangat signifikan dalam meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat terpencil di Flores.
Penghargaan ini tak hanya memberikan pengakuan, tetapi juga memberikan dorongan finansial dan moral bagi Mansetus untuk mengembangkan programnya lebih luas.
Dengan adanya dukungan dari Astra, Mansetus mampu menambah jumlah kendaraan yang beroperasi dan meningkatkan frekuensi layanan antar-jemput pasien. Program ini semakin dikenal luas, hingga warga dari desa-desa yang lebih terpencil pun mulai merasakan manfaatnya.
Penghargaan ini juga membantu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap program ini, sehingga lebih banyak pihak yang mau berkontribusi, baik dari segi dana maupun tenaga.
Harapan bagi Larantuka
Sejak program ini berjalan, akses warga terhadap pelayanan kesehatan semakin membaik. Banyak nyawa yang terselamatkan berkat adanya transportasi yang bisa menjangkau daerah-daerah terpencil dengan cepat.
Ibu-ibu yang hendak melahirkan tidak lagi harus menunggu bantuan yang mungkin datang terlambat; mereka bisa segera dibawa ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
Pasien-pasien darurat kini bisa mendapatkan penanganan lebih cepat, yang secara langsung menurunkan risiko kematian akibat keterlambatan pertolongan. Masyarakat Larantuka kini merasakan perbaikan kualitas hidup yang nyata.
BACA JUGA: Nurman Farieka Ubah Limbah Kulit Ceker Ayam Jadi Sepatu Bernilai Tinggi
Selain pelayanan transportasi kesehatan, program ini juga menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga yang terlibat dalam operasional dan perawatan kendaraan.
Program yang awalnya hanya berupa inisiatif kecil kini telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat setempat.