Di tengah derasnya modernisasi dan perubahan hutan Kalimantan, Mohammad Hanif Wicaksono muncul sebagai sosok yang ingin menjaga kelestarian flora asli tanah Borneo. Hanif, panggilan akrabnya, tergerak oleh keprihatinan melihat semakin berkurangnya pepohonan yang menghasilkan buah-buahan khas Kalimantan.
Dengan tekad dan kerja keras, ia berupaya membudidayakan buah-buahan lokal Kalimantan yang terancam punah, sambil memberdayakan masyarakat sekitar. Upayanya ini mendapatkan apresiasi yang besar, dan pada 2018, Astra memberikan penghargaan SATU Indonesia Awards kepada Hanif sebagai bentuk pengakuan atas dedikasinya yang inspiratif.
Inspirasi dari Alam Kalimantan
Hanif memiliki ikatan yang dalam dengan tanah Kalimantan sejak ia kecil. Melihat buah-buahan lokal seperti buah kasturi, mangga kalimantan, dan keluak semakin sulit ditemukan, ia merasa ada yang harus dilakukan.
Tanaman-tanaman ini bukan hanya sekadar pemberi hasil, tetapi juga mencerminkan kekayaan alam dan budaya lokal yang diwariskan turun-temurun.
“Buah-buahan lokal Kalimantan tidak hanya enak, tapi juga memiliki nilai gizi yang tinggi dan fungsi ekologis yang penting,” kata Hanif seperti dikutip dalam sebuah wawancara.
Dengan mengembalikan buah-buahan ini ke tanah Kalimantan, ia tidak hanya berharap menjaga biodiversitas, tetapi juga melestarikan identitas budaya bagi generasi mendatang.
Tantangan dan Strategi Budidaya Buah Langka
Menghidupkan kembali tanaman lokal bukan perkara mudah. Hanif menghadapi banyak kendala, termasuk lahan yang semakin terbatas dan keterbatasan bibit tanaman.
Namun, ia tetap pantang menyerah. Dengan dukungan komunitas lokal, ia mulai mengumpulkan bibit dari berbagai daerah di Kalimantan.
Hanif kemudian melatih para petani lokal tentang teknik pembudidayaan buah asli yang tidak hanya berfokus pada hasil, tetapi juga pada keberlanjutan.
Untuk memastikan bahwa tanaman ini dapat tumbuh subur, Hanif mengembangkan metode penanaman yang memadukan pendekatan tradisional dan modern.
Ia juga melakukan uji coba dengan metode penyemaian yang ramah lingkungan untuk memastikan bahwa bibit-bibit yang ditanam mampu bertahan hidup di habitat aslinya.
Ketekunan Hanif membuahkan hasil. Perlahan namun pasti, pohon-pohon buah langka mulai tumbuh kembali, menghijaukan tanah yang selama ini gersang akibat alih fungsi lahan.
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Budidaya Buah Lokal
Bagi Hanif, proyek ini bukan sekadar upaya konservasi, tetapi juga langkah untuk memberdayakan ekonomi masyarakat lokal.
Ia menyadari bahwa dengan mengembangkan budidaya buah lokal, warga setempat dapat memiliki sumber penghasilan tambahan.
Hanif kemudian membentuk kelompok tani yang tidak hanya fokus pada budidaya, tetapi juga pada pengolahan buah-buahan ini menjadi produk bernilai tinggi, seperti sirup, selai, hingga produk olahan lainnya yang laris di pasar.
Dengan adanya pelatihan dan pendampingan yang Hanif berikan, masyarakat mulai melihat bahwa mereka bisa mendapatkan penghasilan lebih baik dari buah lokal dibandingkan komoditas lain.
Kini, kelompok tani yang didirikannya mampu memproduksi berbagai produk olahan buah lokal yang tidak hanya dipasarkan di Kalimantan, tetapi juga hingga ke luar pulau.
Hal ini membuka peluang baru bagi perekonomian desa dan membuat banyak anak muda yang sebelumnya merantau kini kembali ke kampung halaman untuk berpartisipasi dalam pengembangan produk lokal.
Pengakuan atas Usaha Pelestarian dan Pemberdayaan
Penghargaan SATU Indonesia Awards 2018 dari Astra menjadi pengakuan besar atas dedikasi Hanif dalam pelestarian buah asli Kalimantan dan pemberdayaan masyarakat. Penghargaan ini memberikan Hanif dorongan lebih untuk mengembangkan program-programnya serta menginspirasi lebih banyak orang di sekitarnya.
Dana dan dukungan dari penghargaan tersebut ia manfaatkan untuk memperluas lahan budidaya dan membangun fasilitas pengolahan buah yang lebih modern.
Penghargaan ini juga menjadi ajang pengakuan bahwa usaha Hanif berperan besar dalam menjaga kekayaan alam Indonesia.
Pengakuan ini tidak hanya membesarkan hati Hanif, tetapi juga membuat masyarakat sekitar lebih antusias dalam mendukung program budidaya buah lokal.
Mereka kini merasa bahwa usaha mereka memiliki dampak nyata dan mendapat perhatian dari tingkat nasional.
Dampak Positif
Dampak dari usaha Hanif tidak hanya dirasakan oleh masyarakat sekitar, tetapi juga pada lingkungan Kalimantan secara keseluruhan.
Dengan semakin banyaknya pohon buah lokal yang ditanam, terjadi peningkatan keragaman hayati, yang turut membantu menjaga ekosistem setempat.
Pohon-pohon ini menjadi habitat bagi satwa liar dan turut berperan dalam mencegah erosi serta menjaga kualitas tanah.
Selain itu, dengan adanya kawasan budidaya, daerah sekitar menjadi lebih hijau, memperkuat daya tarik pariwisata dan potensi ekonomi bagi desa-desa sekitar.
Dari segi ekonomi, keberhasilan Hanif dalam memberdayakan petani lokal melalui budidaya dan pengolahan buah juga telah menciptakan peluang bisnis baru.
Produk olahan buah asli Kalimantan kini memiliki nilai jual yang tinggi, karena konsumen menyadari keunikan dan khasiat dari buah-buahan tersebut.
Dengan dukungan koperasi yang dibentuk Hanif, keuntungan dari penjualan produk ini didistribusikan secara adil dan dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan warga serta pengembangan desa lebih lanjut.