Jerih Payah Bhrisco Jordy Membawa Asa untuk Pendidikan Anak Papua

Kegiatan di Papua Future Project. Foto: Instagram.com/papuafutureproject
Kegiatan di Papua Future Project. Foto: Instagram.com/papuafutureproject

Selain Ki Hajar Dewantara, mungkin sosok Tan Malaka masuk dalam etalase tokoh bangsa yang memiliki konsep pendidikan kerakyatan demi memerdekakan masyarakat dari kebodohan dan penjajahan.

Sebagaimana dikutip dari buku saku SI Semarang dan Onderwijs (1921) terbitan Yayasan Massa (1987), Tan Malaka berkeyakinan bahwa kemerdekaan rakyat hanyalah bisa diperoleh dengan didikan kerakyatan menghadapi kekuasaan kaum modal yang berdiri atas didikan yang berdasarkan kemodalan.

Pada masa sekarang, hal demikian tercermin dari sebuah kegiatan bernama Papua Future Project yang didirikan Bhrisco Jordy Dudi Padatu.

BACA JUGA: Jejak Karier Menkomdigi Meutya Hafid; dari Jurnalis hingga Sandera Perang

Kesenjangan serta ketimpangan pendidikan begitu nyata dirasakan bagi anak-anak di ujung Indonesia, khususnya Papua.

Dikutip dari idntimes.com, salah satu lokasi yang merasakan gelapnya pendidikan adalah Pulau Mansinam di Papua Barat.

Penerima 13th SATU Indonesia Awards dari Astra Indonesia tersebut menjelaskan, bersama Papua Future Project bisa menjadi harapan pendidikan bagi anak-anak Pulau Mansinam.

Selain berkorban waktu, Jordy bersama Papua Future Project mencurahkan segala tenaga pun materi demi anak-anak di Pulau Mansinam mendapatkan pendidikan layak.

“Ada banyak keterbatasan yang saya rasakan selama 22 tahun hidup di Tanah Papua seperti kurikulum pendidikan, jumlah tenaga pendidik, hingga akses pendidikan yang tidak merata,” kata Jordy seperti dikutip dari idntimes.com di Depok, Selasa, 22 Oktober 2024.

Lelaki kelahiran 9 September 2002 itu mengatakan, selama ini asa kepada pemerintah terus ia sematkan. Namun, kata Jordy, menunggu realisasi itu justru membuat hatinya tergerak untuk mendirikan Papua Future Project pada 2020 lalu.

Ia menjelaskan, komunitas pendidikan tersebut ia dirikan bertepatan pada masa pandemik Covid-19. Akan tetapi, masih kata Jordy, berbekal pendidikan dan semangat yang ada dia berharap dapat memajukan pendidikan anak di Papua Barat, bilkhusus Pulau Mansinam.

“Sebelum Covid-19 saja pendidikan di Papua sudah sangat memprihatinkan. Apalagi semenjak Covid-19 ini. Saat adanya lockdown, para guru dari Manokwari tidak datang, sehingga anak-anak di Pulau Mansinam juga tidak lanjut belajar,” kata Jordy seperti dikutip ketika diwawancarai pada 3 Desember 2022 lalu.

BACA JUGA: Presiden Kembali Tunjuk Burhanuddin sebagai Jaksa Agung, Begini Respons ICMI

Ia mengaku, pemilihan lokasi di Pulau Mansinam melalui proses pertimbangan panjang, yang mana pulau tersebut berjarak kisaran 10-20 menit dari Manokwari.

Selain itu, Jordy mengatakan bahwa Pulau Mansinam dianggap sebagai tonggak sejarah peradaban di Bumi Cendrawasih.

Pada 1855, kata Jordy, ada dua orang asal Jerman; Carl Wilhelm Ottouw dan Johann Gottlob menapakkan kaki di Papua, persisnya Pulau Mansinam.

“Saat itu, mereka menyebarkan ajaran Injil hingga meluas hingga kini,” katanya.

Ironisnyadibalik kemilau kekayaan sejarah tersebut, Pulau Mansinam justru menjadi tertinggal dari segi pendidikan.

“Sekolah sudah ada, tetapi hanya sekolah dasar (SD). Selain itu, masalah juga ada dari segi kurikulum yang digunakan,” katanya.

“Bagaimana kita bisa menyamakan anak-anak di Pulau Mansinam dengan teman-teman yang ada di daerah Jawa dan kota-kita besar lainnya?” ungkapnya.

Tak ayal, Jordy bersama Papua Future menjalankan tiga program utama untuk pendidikan anak di Pulau Mansinam yang telah berjalan 4 tahun lebih.

BACA JUGA: Sudah Mulai Kerja, Ini Pernyataan Wapres Gibran Usai Lihat Proyek MRT Jakarta

Setiap pekan, Jordy mengatakan bahwa Papua Future Project menggerakkan bimbingan belajar intensif di Pulau Mansinam.

Dengan melibatkan beberapa volunteerJordy mendidikasikan waktu serta tenaga untuk memberikan pengajaran kepada anak-anak di Pulau Mansinam, seperti membaca dan menulis.

Tak hanya itu, Jordy mengungkapkan bahwa Papua Future Project juga menggalang donasi buku dan literasi keliling di Pulau Mansinam bahkan sampai ke Raja Ampat hingga Tambrau.

“Anak-anak di sana kebanyakan buta huruf. Selain baca dan tulis, kamu juga mengedukasi anak-anak terkait pentingnya lingkungan,” katanya.

Apa yang dilakukan Jordy bersama Papua Future Project tak sendirian, ia mengaku saat ini tengah berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam menjalankan semua program yang telah ia canangkan, salah satunya UNICEF.

“Bersama UNICEF, Papua Future Project mengajarkan anak-anak tentang kesehatan, seperti cara mencuci tangan, reproduksi, bahkan pentingnya imunisasi,” katanya.

Kendati demikian, ia mengaku imunisasi di Pulau Mansinam sempat terbentur kendala lantaran banyak berita hoaks bertebaran.

“Mereka takut vaksinasi karena pernah mendapat desas-desus orang yang diberi (vaksin) akan mati di tempat. Mulai dari situ, kami (Papua Future Project) berhubungan langsung dengan para tenaga pendidik untuk meng-influence warga terkait amannya vaksinasi,” katanya.

BACA JUGA: LBH Ansor Apresiasi Polisi Bandara Soetta Gagalkan Pengiriman Calon Pekerja Ilegal

Bhrisco Jordy bersama Papua Future Project boleh jadi pahlawan pendidikan masa kini. Apa yang mereka lakukan tentu tidak mudah.

Namun, asa yang berbalut Kita Satu Indonesia sudah semestinya menjadi penyemangat serta stimulan bagi kita. Mari ikuti jejak Jordy dan bangun Indonesia menjadi lebih baik lagi.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *