Kemenangan dan kekalahan dalam sepak bola selalu memicu perasaan yang kuat, namun sebuah video di YouTube baru-baru ini memicu spekulasi yang tidak berdasar mengenai masa depan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Kanal YouTube “RDS TIMNAS TEAM” baru-baru ini mengunggah sebuah video yang mengklaim bahwa Erick Thohir mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI setelah kekalahan telak Timnas Indonesia 4-0 melawan Jepang di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Judul video tersebut menulis, “BIKIN SEMUANYA MEWEK ~ Erick Thohir langsung MUNDUR dari PSSI usai malu Timnas kalah 4-0“, yang kemudian viral dan sudah ditonton lebih dari 1.400 kali serta disukai hampir 50 pengguna. Namun, video tersebut tidak memberikan sumber atau informasi resmi terkait klaim mundurnya Erick Thohir.
Meskipun video ini cukup menarik perhatian, narasi dalam video hanya membaca beberapa artikel media, termasuk artikel dari viva.co.id yang memuat pernyataan Erick Thohir pasca kekalahan Timnas Indonesia.
Dalam artikel tersebut, Erick Thohir meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas hasil buruk tersebut, namun tidak ada pernyataan apa pun yang mengonfirmasi bahwa dirinya mundur dari jabatannya.
Untuk memastikan kebenaran klaim tersebut, tim pemeriksa fakta Mafindo (TurnBackHoax) melakukan pengecekan dengan mencari kata kunci “Erick Thohir mundur sebagai Ketum PSSI” di mesin pencari Google.
Hasilnya, ditemukan bahwa Erick Thohir masih tercatat sebagai Ketua Umum PSSI sejak Februari 2023 dan belum ada informasi resmi yang menyatakan bahwa ia mundur dari jabatannya.
Kesimpulan yang diambil oleh tim pemeriksa fakta adalah bahwa klaim yang beredar di video YouTube tersebut adalah hoaks, atau konten palsu yang tidak berdasar.
Erick Thohir masih menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, dan tidak ada pengumuman resmi mengenai pengunduran dirinya terkait kekalahan Timnas Indonesia.
Penting bagi masyarakat untuk lebih cermat dalam memverifikasi informasi yang beredar, terutama yang menyangkut isu-isu besar seperti ini.
Penyebaran hoaks hanya menambah kebingungannya dan merugikan banyak pihak, terutama para pengelola organisasi yang tengah berusaha untuk membangun sepak bola Indonesia.